Sabtu, 19 Oktober 2013

Arus Laut Energi Alternatif

Lambat laun manusia dipaksa berpikir mencari energi alternatif baru dan terbarukan. Sebab, cadangan sumber daya energi yang berasal dari fosil yang selama ini menjadi andalan manusia semakin menipis. Dalam usaha mencari masukan mengenai energi tersebut, sebagai rekomendasi dalam penyusunan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2009-2014), Bappenas menyelenggarakan Seminar Kebijakan Pengembangan Energi Arus Laut di Kepulauan Riau.

Seminar yang berlangsung pada Senin (16/11) pukul 09.00-12.00 WIB di Ruang SG 3-5 Bappenas ini dibuka secara resmi oleh Menneg PPN/Kepala Bappenas Prof. Armida S. Alisjahbana, MA, Ph.D. Sebelumnya, Staf Ahli Menneg PPN Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman Dr. Ir. Son Diamar, MSc menyampaikan laporan penyelengaraan; disusul sambutan kunci seminar oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa, yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan, Dr. Ir. Wimpy S. Tjetjep.

Dalam sambutan tertulisnya, Menko Perekonomian menyatakan meski Indonesia mempunyai sumber energi yang cukup beragam, namun pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif hingga saat ini belum optimal.

“Dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan energi arus laut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu identifikasi dalam rangka memperluas cakupan database energi arus laut, pengembangan dan penguasaan teknologi, kajian aspek ekonomi berdasarkan pusat beban-pusat sumber daya energi arus laut dan aspek insentif yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis pemanfaatan energi arus laut,” demikian kata Menko Perekonomian seperti dibacakan Dr. Ir. Wimpy S. Tjetjep.

Sedangkan dalam sambutannya, Menneg PPN/Kepala Bappenas mengatakan, sebagai negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan, pemanfaatan energi yang terkandung di laut belum dilakukan secara maksimal. Berdasarkan kajian yang dilakukan Bappenas dalam beberapa tahun terakhir, ternyata tenaga arus laut dapat menjadi sumber energi alternatif yang sangat menjanjikan di tengah krisis energi listrik yang terjadi belakangan ini.

“Dalam Visi dan Misi yang disampaikan Presiden SBY-Boediono, salah satu program prioritasnya adalah mengupayakan tambahan pasokan listrik sebesar 10.000 MW, yang bukan bersumber dari fosil atau batubara, melainkan bersumber dari energi baru dan terbarukan. Energi ini terutama untuk memasok listrik di Kawasan Ekonomi Khusus dan Free Trade Zone,” kata Ibu Armida.

Usai pembacaan sambutan kunci dan pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi panel menampilkan beberapa narasumber antara lain: Staf Ahli Ketua Otorita Batam Bidang Perencanaan dan Lingkungan Ir. Cahyo Prionggo; Direktur Energi Baru - Terbarukan dan Konservasi Energi Dirjen Listrik & Pemanfaatan Energi Rarna Ariati; Direktur Eksekutif Yayasan Pelangi Indonesia Moekti H Soejachmoen; Tim Kajian Pengembangan Energi Arus laut di Kepulauan Riau Rizal Sabirin; Mantan Menteri Lingkungan Hidup Ir Sarwono Kusumaatmaja; dan moderator oleh Direktur Energi, Telekomunikasi dan Informatika Dr. Ir. Yahya Rahmana Hidayat, MSc. Ph.D. (Humas)

Sumber : http://www.bappenas.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar